BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa teknonik yang menguncang wilayah Enggano, Bengkulu, tidak berpotensi tsunami. Gempa tektonik itu terjadi pada Jumat, 10 Oktober 2025, pukul 10.01 WIB, dengan skala magnitudo 5,3.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Berdasarkan laporan di akun media sosial Intagram BMKG, episenter gempa ini terletak di laut, sekitar 200 kilometer Tenggara Enggano-Bengkulu, dengan kedalaman 62 kilometer.
Sementara itu, sebelumnya gempa tektonik bermagnitudo 7,4 mengguncang wilayah Laut Filipina, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Jumat pagi, 10 Oktober 2025, pukul 08.43 WIB. BKMG menetapkan sejumlah wilayah di Sulawesi Utara hingga Papua berpotensi menimbulkan tsunami dengan tingkat ancaman waspada.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada di Kepulauan Talaud, Kota-Bitung, Minahasa-Utara Bagian Selatan, Minahasa Bagian Selatan dan Supiori." ucap Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya pada Jumat, 10 Oktober 2025, sekitar pukul 09.00 WIB.
Daryono mengatakan berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi. "Gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujarnya.
Hingga pukul 09.14 WIB, berdasarkan hasil monitoring belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).