Pada Agustus 2025, Bank Indonesia mencatat jumlah pengguna QRIS sudah menembus lebih dari 57 juta, dengan mayoritas berasal dari pelaku UMKM. Berdasarkan data Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI), jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia per Juni 2025 mencapai 18,8 juta.
“Payment QRIS itu terus meningkat dan jumlah penggunanya di Indonesia sudah lebih dari 50 juta. Jadi ini sudah lebih tinggi dari pengguna kredit card,” kata Airlangga dalam Investor Daily Summit 2025 di JCC, Jakarta Pusat, pada Kamis (9/10).
Airlangga memastikan implementasi QRIS tidak hanya fokus untuk pengguna di Indonesia, tetapi juga di negara lainnya.
“Makanya provider e-payment yang lain juga mulai khawatir dengan kecepatan Indonesia mengimplementasikan QRIS di berbagai negara, di ASEAN dan non-ASEAN. Di ASEAN antara lain Malaysia, Thailand, Jepang, Tiongkok, Korsel,” ujar Airlangga.
Ke depan, Airlangga juga mendorong agar QRIS juga bisa diimplementasikan di Uni Emirat Arab. Menurutnya langkah tersebut juga dapat berdampak pada stabilitas nilai tukar rupiah.
Per Agustus 2025, QRIS sudah bisa digunakan di Jepang. Sementara untuk China, konektivitasnya diharapkan rampung sebelum tahun ini berakhir.
Tak hanya ekspansi ke Jepang dan China, QRIS juga akan hadir untuk mendukung kebutuhan transaksi jemaah umrah dan haji. Bank Indonesia berencana mengintegrasikan QRIS dengan kartu Nusuk, platform layanan digital resmi dari Pemerintah Arab Saudi.