
Kata konotasi adalah kata yang memiliki makna tambahan atau emosional di luar makna aslinya. Kata ini sering digunakan untuk menyampaikan perasaan, seperti pujian atau sindiran. Dengan memahami kata konotasi, kamu bisa berkomunikasi lebih menarik dan bermakna. Artikel ini akan membahas pengertian kata konotasi dan memberikan 100 contoh lengkap dengan kalimat sederhana agar mudah dipahami. Yuk, pelajari!
Apa Itu Kata Konotasi?
Kata konotasi adalah kata yang membawa makna tambahan, biasanya terkait emosi atau nilai budaya. Berbeda dengan denotasi (makna asli), konotasi menambah nuansa seperti positif, negatif, atau netral. Contohnya, kata "rumah" (denotasi: tempat tinggal) bisa jadi "sarang" (konotasi: tempat buruk). Penggunaan kata konotasi sering ditemukan dalam puisi, iklan, atau percakapan sehari-hari.
Jenis-Jenis Kata Konotasi
Ada tiga jenis kata konotasi berdasarkan maknanya:
- Konotasi Positif: Memberi kesan baik, seperti "cerdas" (pintar).
- Konotasi Negatif: Memberi kesan buruk, seperti "pelit" (kikir).
- Konotasi Netral: Tidak memihak, seperti "unik" (berbeda).
100 Contoh Kata Konotasi dan Kalimatnya
Berikut adalah 100 kata konotasi beserta contoh kalimatnya. Kata-kata ini dipilih agar mudah dipahami siswa kelas 7-8:
- Anak emas: Dia adalah anak emas di keluarganya, selalu disayang.
- Angin lalu: Ucapannya hanya angin lalu, tak perlu dipercaya.
- Besar kepala: Jangan besar kepala hanya karena menang lomba.
- Buah tangan: Ibu membawa buah tangan dari pasar.
- Cabut lari: Pencuri itu cabut lari saat ketahuan.
- Dingin hati: Dia dingin hati, tak peduli pada teman.
- Emas mulut: Kata-katanya emas mulut, selalu bijak.
- Gulung tikar: Tokoh itu gulung tikar karena bangkrut.
- Hati kecil: Hati kecilku berkata dia tidak jujur.
- Jago merah: Jago merah melahap rumah itu.
- Kaki tangan: Dia jadi kaki tangan bos besar.
- Kamera mata: Kamera matanya tajam, tak ada yang luput.
- Kepala batu: Anak itu kepala batu, susah dinasihati.
- Lidah api: Lidah api membakar hutan itu.
- Mata hati: Gunakan mata hati untuk memahami perasaannya.
- Naik darah: Dia naik darah mendengar kabar buruk.
- Otak udang: Jangan otak udang, belajar yang serius!
- Panjang tangan: Dia panjang tangan, suka mencuri.
- Rendah hati: Dia rendah hati meski kaya raya.
- Semute: Dia semute, selalu hemat.
- Tangan dingin: Dokter itu tangan dingin, pasien sembuh cepat.
- Tikus kantor: Tikus kantor itu akhirnya tertangkap.
- Ular berbisa: Awas, dia seperti ular berbisa, licik!
- Bunga desa: Dia adalah bunga desa, cantik dan sopan.
- Kamera hidup: Matanya seperti kamera hidup, sangat jeli.
- Kepala dingin: Hadapi masalah dengan kepala dingin.
- Lidah tajam: Ucapannya lidah tajam, menyakitkan hati.
- Mata elang: Pengawas itu bermata elang, tak ada yang lolos.
- Pipi tembem: Pipi tembemnya membuatnya terlihat imut.
- Singa lapar: Dia seperti singa lapar, sangat ambisius.
- Tangan besi: Pemimpin itu bertangan besi, tegas.
- Bibir manis: Kata-katanya bibir manis, mudah memikat.
- Hati emas: Dia berhati emas, selalu membantu.
- Kepala angin: Jangan jadi kepala angin, seriuslah!
- Mata sapi: Dia melotot dengan mata sapi saat marah.
- Otak encer: Otaknya encer, cepat memahami pelajaran.
- Panjang akal: Dia panjang akal, selalu punya solusi.
- Rajin pangkal pandai: Rajin pangkal pandai, belajar terus!
- Semute di pelupuk mata: Dia semute di pelupuk mata, pelit sekali.
- Tangan panas: Tangan panasnya membuat tanaman layu.
- Angkat kaki: Dia angkat kaki dari rumah itu.
- Bunga tidur: Itu hanya bunga tidur, bukan kenyataan.
- Cacing di perut: Cacing di perutnya membuatnya selalu lapar.
- Darah biru: Keluarganya darah biru, bangsawan.
- Hati kering: Dia hati kering, tak pernah peduli.
- Kamera jiwa: Matanya seperti kamera jiwa, penuh makna.
- Kepala udang: Jangan kepala udang, perhatikan pelajaran!
- Lidah emas: Ucapannya lidah emas, memikat hati.
- Mata keranjang: Dia mata keranjang, suka menggoda.
- Naik pitam: Dia naik pitam saat barangnya hilang.
- Otak tumpul: Otak tumpulnya membuatnya lambat belajar.
- Panjang lidah: Dia panjang lidah, suka bergosip.
- Rendah diri: Jangan rendah diri, kamu pasti bisa!
- Semute di kantong: Dia semute di kantong, tak pernah berbagi.
- Tangan emas: Tangan emasnya membuat kue enak.
- Tikus berdasi: Tikus berdasi itu korupsi di kantor.
- Ular kepala dua: Dia ular kepala dua, tak bisa dipercaya.
- Bunga rampai: Kerennya seperti bunga rampai, beragam.
- Kamera hati: Matanya seperti kamera hati, penuh perasaan.
- Kepala besar: Jangan kepala besar, tetap rendah hati.
- Lidah kelu: Dia lidah kelu, tak bisa berbicara.
- Mata batin: Gunakan mata batin untuk melihat kebenaran.
- Pipi merah: Pipi merahnya menunjukkan dia sehat.
- Singa jantan: Dia seperti singa jantan, pemberani.
- Tangan kotor: Dia bertangan kotor, suka korupsi.
- Bibir api: Kata-katanya seperti bibir api, menyakitkan.
- Hati baja: Dia berhati baja, tak mudah menyerah.
- Kepala kosong: Jangan kepala kosong, isi dengan ilmu.
- Mata ikan: Dia memandang dengan mata ikan, tak peduli.
- Otak cemerlang: Otak cemerlangnya memecahkan masalah.
- Panjang umur: Semoga panjang umur dan sehat selalu.
- Rajin menabung: Rajin menabung, masa depan cerah.
- Semute di mata: Dia semute di mata, sangat pelit.
- Tangan hijau: Tangan hijaunya membuat taman indah.
- Angkat tangan: Dia angkat tangan, menyerah pada tugas.
- Bunga mimpi: Itu hanya bunga mimpi, bukan nyata.
- Cacing tanah: Dia seperti cacing tanah, suka bersemute.
- Darah panas: Dia darah panas, mudah marah.
- Hati kaca: Hati kacanya mudah tersakiti.
- Kamera batin: Matanya seperti kamera batin, penuh makna.
- Kepala angin: Jangan kepala angin, fokus belajar!
- Lidah ular: Ucapannya lidah ular, penuh tipu muslihat.
- Mata air: Hatinya seperti mata air, jernih dan tulus.
- Naik daun: Kariernya sedang naik daun akhir-akhir ini.
- Otak kerdil: Jangan otak kerdil, berpikirlah besar!
- Panjang kaki: Dia panjang kaki, suka jalan-jalan.
- Rendah budi: Jangan rendah budi, hormati orang lain.
- Semute di dompet: Dia semute di dompet, tak pernah berbagi.
- Tangan lembut: Tangan lembutnya membuat semua nyaman.
- Tikus gudang: Tikus gudang itu suka mencuri barang.
- Ular berbaju: Dia ular berbaju, pura-pura baik.
- Bunga hati: Dia adalah bunga hati ayahnya.
- Kamera pikiran: Matanya seperti kamera pikiran, penuh ide.
- Kepala besi: Dia kepala besi, tak mau kalah.
- Lidah manis: Lidah manisnya membuat semua terpesona.
- Mata jeli: Mata jelinya tak pernah melewatkan detail.
- Pipi apel: Pipi apelnya membuatnya terlihat manis.
- Singa tua: Dia seperti singa tua, masih berwibawa.
- Tangan ringan: Dia tangan ringan, suka membantu.
- Hati nurani: Hati nuraninya berkata untuk jujur.
Mengapa Memahami Kata Konotasi Penting?
Memahami kata konotasi membantu kamu menangkap makna tersembunyi dalam percakapan atau tulisan. Ini juga membuat komunikasimu lebih kaya dan menarik. Dengan daftar 100 kata konot...