UNIVERSITAS Indonesia menyatakan tidak terlibat dalam acara yang mengundang Ronit Ricci, seorang akademikus yang dikenal sebagai pro zionis. Bantahan ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI Bondan Kanumoyoso.
Dalam keterangannya, Bondan mengatakan fakultasnya tidak terafiliasi dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh Masyarakat Pernaskahan Nusantara dan Perpustakaan Nasional. Acara yang dimaksud bertajuk Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XX, yang akan digelar pada 15-17 Oktober mendatang.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Acara yang mengundang Ronit Ricci sebagai pembicara ini turut mencantumkan logo UI. Bondan mengatakan FIB UI tidak terlibat dalam menentukan narasumber serta susunan kegiatan.
"Pimpinan FIB UI tidak pernah menerima permohonan izin penyelenggaraan kegiatan tersebut di lingkungan FIB UI," kata Bondan dalam keterangan resminya, dikutip pada Selasa, 16 September 2025.
Bondan mengatakan fakultasnya terus berkomitmen memastikan kegiatan yang berlangsung di kampus UI sesuai dengan prinsip akademik, etika, serta tata kelola. Dia berujar FIB UI bersolidaritas dalam urusan kemanusiaan kepada seluruh korban di Palestina imbas serangan Israel.
"FIB UI menegaskan bahwa institusi akademik memiliki tanggung jawab moral untuk bersikap netral, independen, dan menjunjung nilai kemanusiaan dalam menghadapi isu global," ujar Bondan.
Senada, Kepala Hubungan Masyarakat UI Arie Afriansyah menyatakan kampusnya berkomitmen mendukung kemerdekaan Palestina tanpa syarat. Selain itu, dia mengatakan UI bakal meresmikan Pusat Kajian Palestina.
"UI-Palestine Center ini akan menjadi wadah bagi seluruh peneliti dan pemerhati di lingkungan UI untuk mencurahkan segenap perhatian bagi rakyat dan negara Palestina," kata Arie.
Kehadiran Ronit Ricci sebagai pembicara yang dihelat oleh Masyarakat Pernaskahan Nusantara dan Perpusnas dikritik oleh Indonesian Student for Justice in Palestine. Sekumpulan mahasiswa ini menyebut Ronit Ricci sebagai akademikus yang mendukung kebijakan Israel.
Belakangan, Masyarakat Pernaskahan Nusantara menyampaikan permohonan maaf lantaran telah menggunakan logo UI dalam acara Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XX tersebut. Dalam keterangannya, Masyarakat Pernaskahan Nusantara mengatakan pemakaian logo UI itu dilakukan tanpa prosedur yang semestinya.
Masyarakat Pernaskahan Nusantara juga menyatakan membatalkan perhelatan acara itu dilakukan di gedung kampus UI. "Selain itu, kami juga telah mengubah acara dan narasumber pada acara tersebut," ucap Masyarakat Pernaskahan Nusantara dalam unggahannya di Instagram @manassa.id.